MELIHAT DARI DIMENSI YANG BERBEDA

Minggu, 10 April 2011

misteri hantu bermain biola


Kisah misteri sangat digemari. Apalagi kalau melibatkan hantu. Banyak yang tidak percaya, tetapi tak sedikit yang percaya adanya hantu. Yang takut mungkin lebih banyak walau tidak percaya.

Di Amerika fenomena hantu ditelaah secara terbuka. Ada yang bilang, mereka punya sifat seperti manusia, ada yang baik, ada yang buruk. Bahkan sebenarnya, kita bisa ”hidup damai” bersama para hantu.
Tukang jual nasi goreng hilang! Hilangnya di sebuah rumah kosong yang sudah porak-poranda di kawasan elite Pondok Indah, Jakarta, yang dipercaya sebagai rumah berhantu. Masyarakat Ibu Kota pun geger. Orang dari berbagai sudut kota berduyun-duyun datang sekadar melihat wujud bangunan itu. Jalan di seputaran Pondok Indah itu jadi macet. Polisi sigap melingkarkan police line di sekeliling rumah dan melarang siapa pun masuk ke dalam. Celakanya, itu justru bikin penasaran.
Benarkah rumah yang sedang dalam sengketa itu dihuni hantu? ”Percaya enggak percaya sih,” begitu umumnya jawaban pengunjung. Tak cuma orang awam, beberapa paranormal tampak mondar-mandir. Mereka rupanya penasaran dan menjajal kedigdayaan supranaturalnya, menelisik keberadaan hantu.
Tampak seorang wanita paranormal mengeluarkan batu kristalnya, konon untuk mendeteksi keberadaan makhluk halus di situ. ”Benarkah ada hantu?” berondong orang yang merubungnya. ”Banyak,” jawabnya tak acuh sembari ngeloyor pergi.
Sebagaimana dilansir oleh banyak media Ibu Kota, heboh rumah hantu itu berawal dari (konon) raibnya penjual nasi goreng. Alkisah si tukang nasi goreng itu mendapat pesanan dari penghuni rumah itu. Anehnya, ia tidak kunjung kembali setelah mengantar pesanan. Ia lenyap bak ditelan bumi. Temannya, sesama penjual nasi goreng, hanya menemukan gerobaknya parkir di depan rumah kosong itu.
Tanpa embusan cerita itu, beberapa tempat di Jakarta sudah dipercaya sebagai tempat berhantu. Majalah Seru, edisi 16-29 Oktober 2002 mengungkap Stasiun Kota, misalnya, ditunggui oleh para ”serdadu asing”. Konon di sana sering terdengar suara aba-aba tentara yang tengah berbaris dan berbicara dalam bahasa Belanda.
Kabarnya, sebuah toilet wanita di lantai 5 Gedung Sarinah, Jln. M.H. Thamrin, Jakarta, dihuni oleh hantu wanita. Sedangkan Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) menjadi tempat tinggal hantu wanita berbusana pengantin putih.

The Whaley House, paling berhantu
Dunia hantu” memang selalu menarik perhatian, lantaran ada lorong-lorong misteri yang membuat orang penasaran. Dalam buku Why People Believe Weird Things (1997), pada kata pengantarnya Stephen Jay Gould menulis, konstruksi pikiran manusia seperti tanaman ilalang. Gampang diombang-ambingkan. Itu membuat manusia skeptis terhadap segala sesuatu yang dihadapi. Ragu tapi percaya. Tak terkecuali soal hantu.
Sebuah dunia yang tidak terang benar tetapi mengusik keingintahuan, itulah yang kini banyak diekspos oleh media cetak dan elektronik. Acara-acara di televisi macam O, Seram, Misteri, Percaya Nggak Percaya, The Scariest Places in The World, Would You Believe It, atau Misteri Kisah Nyata digemari pemirsa. Kendati mereka menikmatinya dengan cara aneh, menonton sambil menjerembapkan bantal ke muka.
Di Amerika Serikat, negara yang sanggup mengirimkan misi ke angkasa luar, kepercayaan pada hal-hal yang aneh pun lumayan tinggi. Fenomena hantu dipercaya oleh 38% responden. Sebanyak 40% tidak percaya. Sisanya, 17% tidak yakin. Sementara mereka yang percaya adanya rumah hantu mencapai 50%, 20% tidak yakin, dan 27% tidak percaya.
Situs di jagat maya yang mengupas soal hantu pun bukan main banyaknya. Kelompok ini bahkan telah melangkah jauh. Misalnya, membuat daftar gedung atau rumah paling berhantu di berbagai negara. Juga mendeteksi keberadaan hantu dan mendokumentasikannya dengan cara-cara tertentu. Ghostweb.com, misalnya, telah diklik oleh 3,2 juta orang sejak diluncurkan pada Juli 1996.
Berangkat dari perburuan hantu ini, hauntedhouse.com mencatat sebuah rumah tepat di persimpangan jalan raya San Diego dan jalan Harney sebagai rumah paling berhantu di Amerika. ”The Whaley House,” kata Hans Holver, pemburu hantu beken yang mengamati rumah itu. Rumah di ”kota tua” San Diego itu kini menjadi museum dan dibuka setiap hari dari pukul 10.00 – 17.30.
Sejumlah hantu menempati rumah itu. Seperti Yankee Jim, Whaley dan istrinya, serta beberapa hantu lain yang tidak dikenal. Ada juga anak kecil, anak Whaley yang meninggal karena demam tinggi.
Rumah Whaley dibangun oleh Thomas Whaley pada 1856. Thomas yang berwatak sosial sangat dikenal di San Diego. Sebelum dijadikan museum rumah hantu, salah satu lantainya digunakan sebagai gedung teater, sementara ruang tamu di lantai satu menjadi kantor kehakiman.
Corinne Lilian Whaley, keturunan terakhir Whaley yang menempati rumah itu. Ia putri bungsu Keluarga Whaley yang berjumlah enam orang. Ia meninggal dalam usia 89 tahun pada 1953. Thomas wafat pada 14 Desember 1890 pada usia 67 tahun. Istrinya, Anna, meninggal pada 24 Februari 1913. Mereka berdua dimakamkan di Mount Hope, San Diego.
Sejak itu Whaley House merana selama bertahun-tahun. Untuk memulihkan kondisinya pemerintah kota San Diego membentuk Historical Shrine Foundation. Whaley House dibeli dan dijadikan museum sejarah dengan merestorasi sesuai kondisi aslinya.
Tahun 1960, ketika Whaley House dibuka untuk umum, banyak peristiwa aneh dialami oleh para penjaga dan pengunjung. Mereka mengaku, merasa ada hantu di sana.
Sebagian besar pengunjung mengaku, mendengar musik dan suara sejumlah orang mendendangkan lagu. Ada juga suara anak-anak yang tertawa atau menangis di lantai atas. Kadang kala tercium bau asap rokok, minyak wangi, atau aroma masakan dari dapur pada minggu-minggu menjelang Natal. Anak kecil yang sedang menangis itu barangkali adalah anak yang meninggal terenggut demam tinggi.
Hantu di Gedung Putih
The International Ghost Hunters Society mencatat, hantu memang ada di mana-mana. Juga di rumah tua atau kuburan tua. Namun, juga tidak menafikan kalau hantu terdapat di bangunan atau rumah baru. Kenyataan yang barangkali sulit diterima bagi yang belum pernah memergokinya.
Penyelidikan terawal tentang hantu mungkin yang dilakukan oleh filsuf Yunani Athenodorus. Pemikir yang hidup pada abad pertama itu sedang mencari-cari rumah di Athena. Kebetulan ia mendengar ada rumah dijual supermurah. Ternyata belakangan pemiliknya mengakui, rumah itu berhantu. Athenodorus bukan filsuf, kalau langsung jeri. Ia membeli rumah itu dengan tekad akan memecahkan misteri itu.
Malam sudah larut ketika ia asyik bekerja. Athenodorus benar didatangi sang hantu yang menampakkan dirinya sebagai pria berjubah dengan dua tangan dirantai. Athenodorus tidak menjerit dan lari terbirit-birit, ia malah bangkit dan membuntuti si makhluk halus! Gerak hantu dan bunyi rantainya yang bergemerincing tak menciutkan nyalinya. Ternyata hantu itu melayang ke kebun, lalu lenyap.
Esok harinya Athenodorus menyuruh orang menggali tempat di mana hantu itu menghilang. Mereka menemukan seonggok tulang belulang dan rantai. Kemudian Athenodorus menguburkannya dengan upacara yang pantas, dan sejak itu sang hantu tak muncul lagi.
Yang sering terjadi, hantu berkaitan dengan rumah dan gedung tua, tak terkecuali Gedung Putih, di Washington D.C. Semasa Walter Mondale masih menjabat wakil presiden di masa kepresidenan Jimmy Carter, suatu malam, putrinya, Eleanor, dikunjungi seseorang. Saking takutnya, ia pun pingsan! Begitu siuman ia segera menelepon posko Secret Service. Datanglah dua agen rahasia bersenjata lengkap. Celakanya, begitu ia mengatakan telah melihat hantu, mereka dengan kesal menjawab, ”Jangan pernah melakukan hal itu lagi!”
Soal makhluk halus memang bukan urusan bagian keamanan, meski itu tidak menepis kenyataan munculnya Presiden Abraham Lincoln dan James Garfield di Gedung Putih setelah mereka wafat. Bahkan Thomas Jefferson, presiden ke-3 AS dan salah satu penyusun Deklarasi Kemerdekaan Amerika di abad ke-18, konon suka muncul juga di Gedung Putih, tengah bermain biola.
Pernahkah kita berpikir bahwa makhluk halus tak selalu ”sosok” dari orang yang meninggal? Fenomena ”hantu” dari orang hidup bahkan sudah dijuluki khusus sebagai ”phantasms of the living” oleh British Society of Psychical Research pada 1886. (The Field Guide to Ghosts and Other Appiritions, 2002)
Dikisahkan pengalaman sejati seseorang bernama Ny. Boulton. Selama bertahun-tahun ia sering bermimpi mengunjungi sebuah rumah. Demikian sering sampai ia mampu menggambarkan sosok rumah itu luar-dalam. Namun, ia tak tahu di mana lokasi rumah itu.
Nah, suatu hari tahun 1883 ia dan suaminya memutuskan menyewa rumah di Skotlandia sepanjang musim gugur. Suaminya berangkat lebih dulu untuk meneken perjanjian sewa-menyewa dan mempersiapkan rumah itu. Istrinya menyusul kemudian. Si pemilik rumah, Lady Beresford, memberi peringatan bahwa kamar tidurnya berhantu, ”Tapi hantu seorang perempuan kecil yang baik, kok.”
Ketika Ny. Boulton tiba di rumah itu, segera ia mengenali rumah itu sebagai rumah yang sering tampak dalam mimpinya, meski ada sedikit perbedaan pengaturan ruangan. Yang paling aneh, saat ia berjumpa dengan Lady Beresford, sang nyonya segera berseru, ”Lo, Anda ’kan wanita yang menghantui kamar tidur saya!”
Ada lagi, pengalaman melihat ”hantu” dari diri sendiri, seperti dialami oleh penyair Jerman, Goethe. Dalam autobiografinya ia mengisahkan bagaimana suatu malam saat hujan turun di Weimar, ia melihat dirinya sendiri. Meski akunya, ia melihat dengan mata pikirannya. Fenomena bilokasi tampaknya cocok dengan pemahaman berdasarkan banyak bukti bahwa sebagian dari diri kita – yang sering disebut tubuh astral – bisa memisahkan diri dari tubuh fisik kita. Kadang-kadang tubuh astral itu pun terlihat orang lain.

Berburu saat bulan purnama

Usaha untuk membuktikan keberadaan hantu terus dilakukan. Sampai-sampai perangkat canggih pun dikerahkan. Yang paling sederhana, hantu ditangkap lewat kamera, meski hasilnya gampang digugat sebagai suatu kesalahan atau rekayasa pemrosesan. Bisa demikian, karena gambar hantu yang terdokumentasi ternyata sangat bervariasi bentuknya. Bisa berupa noktah cahaya, bola bercahaya, atau pusaran angin bercahaya, yang pada saat pengambilan gambar tidak terlihat oleh si pemotret.
Namun, fenomena itu menurut banyak pemburu hantu, umumnya terjadi di tempat yang diganggu hantu. Randy Liebec, pemburu hantu dari New Jersey, pernah mengirimkan sepuluh lembar foto polaroid semacam itu ke Pusat Polaroid di Cambridge, Massachusetts, untuk dianalisis. Kesimpulannya, citra-citra bercahaya itu disebabkan oleh medan elektromagnetik atau efek kabut karena ionisasi.
Untuk membuktikan bahwa makhluk halus memang mengeluarkan medan elektromagnetik yang tak terdeteksi oleh mata manusia, para ghost hunter memanfaatkan film sinar ultraviolet dan inframerah untuk memotret. Hasilnya boleh juga, seperti diakui oleh Loyd Aurbach dari American Society for Psychical Research. Kira-kira ia mengatakan, ”Di lokasi yang berhantu, instrumen merekam terjadinya lonjakan medan elektromagnetik. Ada yang melompat dari level normal sebesar satu atau dua miligauss ke 100 miligauss. Lokasi terjadinya lonjakan pun berpindah-pindah. Begitu pun ukurannya, dari sebesar bola basket hingga bola baseball. Lebih signifikan lagi penjelasan Liebeck bahwa komponen listrik dari medan magnet biasanya bersifat arus searah, seperti yang terpancar dari tubuh mamalia dan sistem biologi lainnya. Bukan tipe AC atau arus bolak-balik seperti pada sirkuit listrik.”
Termometer inframerah juga merekam adanya lokasi-lokasi dingin, apabila dihadiri makhluk halus. Biasanya, hanya orang yang sensitif yang dapat merasakan hawa dingin itu. Suhunya bisa anjlok sampai 20 – 30 derajat Celcius, menurut Dave Oester dari International Ghost Hunters Society di Crooked River, Oregon.
Lucunya, walau oleh sementara orang makhluk halus disebut sebagai dingin, ada investigator hantu yang menyatakan panas, setidaknya dalam konteks radioaktif. Sebagai bukti, William Roll, parapsikolog terkenal dari State University of West Georgia di Carrolton, AS, mengukur keberadaan hantu dengan alat pengukur Geiger. Tercatat, ada kegiatan radioaktif apabila ada hantu, sebagaimana Liebeck yang mengklaim telah merekam hadirnya sinar gamma dari hantu tertentu.
Salah satu detektor yang direkomendasikan adalah magnetic field ghost detector. Alat itu dapat mengukur anomali aliran magnet. Instrumen penunjuk arah, kompas, bisa pula dipakai. Penyimpangan jarum sebesar 30 – 45 derajat dari arah utara-selatan akan terjadi bila kompas mendeteksi ada energi tersembunyi. Sementara bagi yang menggunakan kamera disarankan menggunakan film Kodak ASA 400 gold. Waktu pengambilan antara pukul 15.00 – 03.00 pada saat bulan purnama.
Bob Schott, produser eksekutif Adventures Beyond, menggunakan kamera khusus malam yang memperkuat cahaya yang diterimanya sampai 70.000 kali. Ketika sedang menginvestigasi sebuah situs pemakaman Indian dekat Bell Wicth Cave di Adams, Tennessee, kameranya sempat merekam pola energi terpancar dari sebuah celah batu. Ini tercatat dalam R & D Magazine, sebuah majalah teknologi, pada 1998. Beberapa menit kemudian muncul citra seperti awan. Angka pada termometernya langsung anjlok. Belakangan semua rekaman itu dianalisis oleh para ahli fotografi dan teknik, tapi tak satu pun dari mereka dapat memberi penjelasan.

Pola-pola hantu
Bentuk serupa awan, bola, atau pusaran paling sering ditangkap oleh para pemburu hantu di Amerika. Ini sangat berbeda dengan gambaran masyarakat kita tentang hantu yang didominasi oleh bentuk-bentuk yang menakutkan. Ghostweb.com mencatat tujuh pola keberadaan hantu.
Yang pertama, hantu ala Hollywood. Secara tradisional masyarakat Hollywood percaya hantu berbentuk seperti manusia transparan. Sayangnya, bentuk seperti itu sering tak cocok dengan bentuk hantu yang sebenarnya.
Bentuk berikut, vortex atau pusaran. Dalam foto ia tampak seperti lajur atau kolom melingkar dalam posisi vertikal atau horisontal. Warnanya bisa beraneka, tetapi biasanya putih. Karena letaknya tak jarang ada di kanan, maka sering ditafsirkan sebagai gambaran tangan si pemotret.
Bentuk bulatan atau bola sering juga dijumpai dan dipercaya sebagai roh (spirit) orang yang baru saja meninggal. Roh itu bisa saja mewakili satu atau beberapa orang. Terkadang bentuk itu dapat dilihat sedang menembus dinding atau melewati ruangan.
Sosok lain berupa pusaran angin putih seperti awan. Atau serupa asap dari batang rokok, dan partikel-partikel debu berbentuk bola.
Adakah bentuk lain yang pernah Anda lihat?

Berdamai Dengan Mahluk Halus

Dalam pandangan Dr. Tb. Erwin Kusuma, Sp.KJ. hantu termasuk kategori makhluk halus. Masyarakat Jawa punya sebutan yang kaya untuk makhluk itu. Gendruwo, wewe gombel, banaspati, tuyul, dsb.
Tidak seperti manusia yang punya badan kasar dan badan halus, hantu cuma memiliki badan halus, sehingga sering disebut makhluk halus. Dengan energi sinarnya makhluk halus dapat menggetarkan diri dan masuk dalam gelombang sinar tampak. Pada saat itulah pancaindera kita bisa menangkapnya.
Orang yang meninggal, setelah badan kasarnya membusuk, bakal menjadi makhluk halus juga. Sama dengan sifat manusia yang beragam, makhluk halus pun bisa baik atau jahat. ”’Kan kita boleh memilih, mau jahat atau mau baik,” ujar psikiater yang juga mendalami hipnoterapi ini.
Menurut Erwin, golongan orang waskita bisa melihat makhluk halus dengan menggunakan badan halusnya. Demikian pula mereka yang terlatih atau berbakat. ”Saat melihat itu bukan berarti mata yang melihat, tetapi badan halus dengan extra sensory perception (ESP). Kalau kita pakai sensory perception (SP), ya enggak akan kelihatan,” tutur Erwin.
Soal wujud yang menakutkan, Erwin yang berpraktik di Klinik Prorevital Jakarta itu mengungkapkan, semua itu lantaran manusia jarang melihatnya. ”Kalau Anda seumur-umur enggak pernah melihat sapi lantas tiba-tiba ada sapi besar di depan Anda, pasti Anda takut, padahal sapi itu diam saja,” katanya menganalogikan.
Ia berpendapat, kita sebenarnya tak usah takut dengan makhluk halus, karena diri kita juga makhluk halus yang jauh lebih sempurna karena punya badan kasar. Malah disarankan untuk hidup berdampingan secara damai. ”Kalau ia iseng tinggal dibicarakan, asal jangan diusir. Caranya dengan omong lisan atau dengan niat,” jelas Erwin.
Jadi, untuk apa takut, kalau kita bisa hidup damai berdampingan?

Rabu, 06 April 2011

Inilah Nomor HP Hantu Terbaru



Bulgaria Hp tewas Inilah Nomor HP Hantu Terbaru
Bos mafia Bulgaria, Konstantin Dimitrov, ditembak mati tahun 2003 oleh pembunuh bayaran di Belanda. / Foto: Telegraph
Dapunta Online – BARU-BARU ini sebuah perusahaan handphone (HP) di Bulgaria menghentikan penggunaan nomor 0888 888 888. Pasalnya, setiap orang yang menggunakan nomor itu dalam 10 tahun terakhir tewas mengenaskan.
Ceritanya, pengguna nomor itu pertama kali adalah Vladimir Grashnov, mantan CEO Mobitel, perusahaan ponsel Bulgaria yang menerbitkan nomor tersebut. Grashnov meninggal karena kanker tahun 2001 pada usia 48. Meskipun tak punya rekor bisnis tanpa noda, ada rumor bahwa kankernya disebabkan oleh saingan bisnisnya yang meracuni dia dengan radioaktif.
Nomor itu kemudian digunakan bos mafia Bulgaria, Konstantin Dimitrov, yang ditembak mati tahun 2003 oleh seorang pembunuh bayaran di Belanda. Saat itu Dimitrov sedang dalam perjalanan untuk memeriksa kerajaan bisnis obat biusnya senilai 500 juta poundsterling. Ia meninggal pada usia 31 dan memegang ponsel itu ketika tertembak sewaktu tengah makan dengan seorang model.
Para bos mafia Rusia yang cemburu dengan operasi penyelundupan obat bius Dimitrov dikatakan berada di belakang pembunuhan itu.
Nomor ‘sial’ itu kemudian beralih ke Konstantin Dishliev, seorang pengusaha kotor yang ditembak mati di luar sebuah restoran India di ibukota Bulgaria, Sofia. Dishliev, seorang agen real estate, diam-diam menjalankan perdagangan kokain sebelum akhirnya terbunuh tahun 2005. Dia meninggal setelah obat bius senilai 130 juta poundsterling miliknya dicegat polisi dalam perjalanan ke Bulgaria dari Kolombia.
Telegraph, Selasa (25/05/2010), melaporkan, sejak kematian Dishliev, nomor tersebut tidak lagi diaktifkan sementara polisi menyelidiki kasus pembunuhan Dishliev dan jaringan penyelundupannya. Sekarang para petinggi Mobitel mengatakan telah menangguhkan penggunaan nomor itu demi kebaikan. Penelepon yang mencoba menghubungi nomor itu akan mendengar rekaman pesan berbunyi, “Nomor yang Anda hubungi berada di luar jangkauan jaringan.”
Seorang juru bicara Mobitel hanya mengatakan, “Kami tidak punya komentar. Kami tidak akan membahas nomor-nomor tertentu.” [*] TELEGRAPH/KPS/DPT

Senin, 04 April 2011

Lukisan Hantu Orang Yang Sedih !


Sebuah kisah menarik tentang sebuah lukisan berhantu. Menurut cerita, lukisan, berjudul Orang Yang Sedih, merupakan anggota keluarga selama lebih dari 25 tahun. Lukisan Itu disimpan di loteng di keluarga tersebut sampai saat ini, dan pelukis nya bunuh diri setelah membuat lukisan ini. Pembuatan Lukisannya pun menggunakan cat minyak dicampur dengan darah pelukis itu sendiri.
selengkapnya
URL Shorten: http://lintas.me/vbXKGpEHa

Jumat, 01 April 2011

kereta api hanti manggarai


Cerita ‘kereta hantu’ di jalur Jakarta-Bogor sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi mereka yang biasa naik kereta rel listrik (KRL).
Memang banyak yang mengalami kejadian naik ‘kereta hantu’, tapi sulit dibuktikan. Bagi yang pernah mengalami, sudah pasti mereka jera naik KRL di waktu malam hari.
Kejadian pada Jumat (12/12) dini hari menambah cerita yang sudah berkembang lebih dari empat tahun belakangan ini tentang ‘kereta hantu’ tersebut.
Bedanya, pada kereta hantu, si penumpang setelah turun kereta tiba-tiba KRL lenyap, dan kejadiannya sudah pasti di luar jadwal kereta, seperti pada larut malam, saat KRL sudah tidak beroperasi lagi.
Namun kejadian terakhir ini justru keretanya ada secara fisik dan bisa dilihat mata oleh siapa pun.
KRL yang secara misterius berjalan sendiri tanpa masinis dan penumpang dari arah Bogor sampai Stasiun Manggarai pada Jumat dini hari itu memang benar-benar terjadi, seperti yang dituturkan beberapa warga dan petugas penjaga lintasan KA.
Heboh KRL misterius juga disaksikan banyak warga, salah satunya adalah Sutrisno (25) penjaga pintu lintasan kereta api di Bukit Duri, Jakarta Selatan. Dia yang waktu itu kebetulan sedang tugas malam, mendadak kaget ketika tiba-tiba sirene pintu lintasan berbunyi.
“Padahal, waktu itu baru pukul 04.00 WIB. Setahu saya, jam segitu belum ada kereta yang beroperasi,” tutur Sutrisno.
Belum hilang rasa herannya, tiba-tiba melintas sebuah rangkaian kereta dari arah Bogor dengan kecepatan sekitar 60-80 km.
“Yang saya ingat, kereta itu menarik 4 gerbong dengan kondisi nggak ada penumpang dan nggak ada masinis, serta dalam keadaan gelap,” katanya.
Wakil Kepala Stasiun Kereta Api Manggarai Muhyar tidak bersedia dimintai keterangan menyangkut peristiwa kereta yang nyelonong ke wilayahnya itu tanpa permisi. “Coba saja hubungi Humas Daop Jabotabek, karena dialah yang berhak memberikan keterangan secara teknis untuk masalah itu,” jelas Muhyar.
Namun dia mengakui bahwa pada Jumat (12/12) dini hari itu ada sebuah KA yang nyelonong ke wilayahnya itu.
“Menurut informasi yang saya terima, kereta tersebut melintas dijalur tiga dan berhenti di tanjakan arah Stasiun Cikini,” kata Muhyar.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat PT KA Daerah Operasional Jabotabek Zainal Abidin mengaku heran atas peristiwa tersebut. “Secara teknis, jadwal operasional kereta Jabotabek itu sekitar pukul 05.00 WIB. Yang bikin saya tambah heran, kereta tersebut meluncur tanpa ada pasokan aliran listrik. Makanya, saat ini kami masih menyelidiki masalah ini secara teknis,” ujarnya.
Menurut Zainal, peristiwa ini baru kali pertama terjadi dan nggak masuk akal. “Rasanya kalau ada orang yang sengaja iseng menjalankan kereta, nggak mungkin deh. Sebab rangkaian kereta yang sudah masuk kandang itu pasti dikunci, dan nggak mungkin ada orang yang bisa menjalankan,” tandas Zainal. Membuat Merinding
Sementara itu, sejumlah penjaga perlintasan kereta, seperti di Jalan Arief Rachman Hakim, Depok, Selamet, menuturkan, saat itu sebenarnya dia baru saja terlelap tidur di dalam pos perlintasan yang berdekatan dengan Stasiun Depok Baru.
“Baru saja terlelap tidur, tiba-tiba bel di dalam pos dan sirine berbunyi. Saya langsung kucek-kucek mata melihat jam yang baru menunjukkan pukul 03.30 WIB,” tuturnya pada Suara Merdeka.
Namun karena panggilan tugas, dia langsung berdiri dan menutup jalur Jalan Arief Rachman Hakim itu dengan penghalang pintu otomatis. Dan KRL tanpa masinis dan tanpa penumpang serta dalam keadaan gelap gulita itu meluncur dengan kecepatan 60 km tanpa berhenti di Stasiun Depok Baru. Sebagaimana lazimnya, kalau ada kereta masuk dari mana pun pasti berhenti, kecuali KRL Express.
Keesokan harinya, Selamet makin terkejut setelah dia membaca sejumlah media massa terbitan Jakarta yang melaporkan KRL misterius tanpa masinis meluncur dari Bogor ke Manggarai.
“Memang, Jumat dini hari itu, saat KRL meluncur, saya sempat merinding bulu kuduk di leher dan tangan. Namun saya anggap itu karena terpaan angin dari KRL yang lewat saja,” katanya.
Dia pun mengakui, cerita kereta hantu sudah banyak dialami masyarakat. Bahkan, Selamet pernah dihampiri orang yang baru turun dari kereta di tengah malam, sekitar pukul 23.30 WIB. Saat itu, seorang pemuda yang mengaku mahasiswa, bingung saat turun kereta untuk mencari angkot (angkutan kota), becak, atau tukang ojek.
Selamet lalu memberitahukan bahwa KRL terakhir dari Jakarta tiba di Depok Baru pukul 10.00 WIB. Setelah jam itu, tidak ada kereta lagi yang lewat.
Setelah diberi minum oleh Selamet, lelaki itu baru menceritakan pengalaman yang dialaminya. Menurut lelaki itu, dia naik kereta dari Stasiun Universitas Pancasila. Saat naik, dia tidak merasakan bahwa di stasiun itu sepi. Yang dia tahu, ada kereta, lalu dia naik karena akan ke Depok. Di dalam KRL, dia juga tidak merasa kaget, atau bingung, takut atau heran. Saat itu dia melihat penumpang di dalam satu gerbongnya duduk dengan rapi, tapi mengenakan pakaian serba putih.
Dia juga tidak berpikir jauh bahwa yang namanya KRL itu selalu hiruk-pikuk dengan penjual teh botol, rokok, pengamen, dan pengemis yang tidak pernah berhenti beroperasi dengan celotehan masing-masing.
Lelaki warga kompleks Perumahan BDN, Sawangan, Depok, itu duduk di samping seorang lelaki tua yang sedang membaca koran. Dia lalu meminjam koran itu setelah melihat bapak tua itu sudah tidak baca koran.
Namun tanpa disadari, kereta yang ditumpanginya itu sudah mamasuki Stasiun Depok Baru. Dia buru-buru keluar dengan masih memegang koran tersebut. Namun stasiun dalam keadaan sepi. Dia kemudian mendatangi penjaga pelintasan kereta di Jalan Arief Rachman Hakim. Lalu dia memperlihatkan koran yang dia pinjam dari seorang lelaki tua, dan tidak sempat mengembalikannya.
Setelah diamati, ternyata koran itu terbitan tahun 1953. Akhirnya mahasiswa itu lemas di samping Selamet yang sebelumnya memberitahukan bahwa saat itu tidak ada kereta yang lewat.
Cerita ini bukan hanya dialami mahasiswa warga Sawangan Depok saja, tapi juga ada cerita lainnya yang sudah tentu sempat membuat waswas atau sedikit takut kalau naik KRL malam hari dan tidak ada teman yang menemani...